Infeksi virus Hepatitis B (VHB) saat ini mulai merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang besar serta serius, karena selain
manifestasinya sebagai penyakit Hepatitis B akut beserta komplikasinya,
lebih penting ialah dalam bentuk sebagai pengidap Hepatitis B kronik.
Pemberian vaksin bertujuan untuk merangsang sistem imun agar membentuk
kekebalan aktif. Kebanyakan ahli menganjurkan memberikan vaksin tiga
kali
agar didaptkan titer antibodi (anti-HBs) yang cukup dan dapat
bertahan lebih lama. Penentuan level anti-HBs telah distandarisasi oleh
WHO, yaitu titer ≥ 10 mIU/ml dianggap cukup protektif. Dari teori
didapatkan hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kadar antibodi (anti –HBs) pasca vaksinasi hepatitis B booster I dan
vaksinasi booster II.

Penelitian
ini menggunakan metode Observational Analitic dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan
Dokter Universitas Lampung pada bulan Mei dan April 2009. Populasi pada
penelitian ini adalah semua mahasiswa yang mendapatkan vaksinasi
hepatitis B booster I sebanyak 50 orang dan booster II sebanyak 60
orang.
Sampel penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak
40% dari masing-masing populasi. Data yang diperoleh adalah
data primer yaitu serum darah. Sebelum penelitian dilakukan, responden
diminta untuk mengisi informed consent untuk menyatakan kesediannya.
Pengukuran kadar anti-HBs dilakukan dengan test strip sehingga
didapatkan hasil positif (+1) dan positif (+2). Dari data tersebut
dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, yaitu uji chi
square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara kadar antibodi(anti-HBs) pasca vaksinasi hepatitis B booster I
dan vaksinasi hepatitis B booster II (p-value = 0,003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar