10 Ciri Akhlak Terpuji
Akhlak
berasal dari perkataan Al Khuluq. Al-Khuluq
bererti tabiat atau tingkah laku. Menurut Iman Al Ghazali, akhlak
merupakan gambaran tentang keadaan dalam diri manusia yang telah sebati dan
daripadanya terbit tingkah laku secara mudah dan senang tanpa memerlukan
pertimbangan atau pemikiran. Akhlak sangat penting dan
pengaruhnya sangat besar dalam membentuk tingkah laku manusia. Apa saja yang lahir dari manusia atau segala tindak-tanduk
manusia adalah sesuai dengan pembawaan dan sifat yang ada dalam jiwanya.
Tepatlah
apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin, “Sesungguhnya
semua sifat yang ada dalam hati akan lahir pengaruhnya (tandanya) pada anggota
manusia, sehingga tidak ada suatu perbuatan pun melainkan sem
uanya mengikut apa yang ada dalam hati manusia”.
uanya mengikut apa yang ada dalam hati manusia”.
Tingkah
laku atau perbuatan manusia mempunyai hubungan yang erat dengan sifat dan
pembawaan dalam hatinya. Umpama pokok dengan akarnya.
Bermakna, tingkah laku atau perbuatan seseorang akan
baik apabila baik akhlaknya, sepertimana pokok, apabila baik akarnya maka
baiklah pokoknya. Apabila rosak akar, maka akan
rosaklah pokok dan cabangnya
(Al- A’raf: 58)
Akhlaq
yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran Islam. Ini telah dinyatakan
oleh Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam dalam hadisnya (yang bermaksud,
antara lain:
“Sesungguhnya
aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”.
Islam
adalah ajaran yang benar untuk memperbaiki manusia dan membentuk akhlaknya
demi mencapai kehidupan yang baik. Islam memperbaiki manusia dengan cara terlebih dahulu memperbaiki jiwa, membersihkan hati dan
menanamkan sifat-sifat terpuji. Islam benar-benar dapat
membawa manusia untuk mencapai kebahagiaan, kelapangan dan ketenteraman.
Sebaliknya manusia akan menjadi hina apabila ia merosakkan sifat, pembawaan dan
keadaan dalam jiwanya.
(Ar-Ra’d: 11)
Di antara ciri-ciri
akhlaq yang sewajarnya menghiasi diri seseorang insan supaya ia
menjadi seorang muslim yang benar adalah akhlaq-akhlaq berikut:
2.
Memelihara penglihatan.
Seseorang muslim itu mestilah memelihara pandangan daripada melihat
perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah kerana pandangan terhadap sesuatu
(yang menarik itu) boleh merangsang syahwat dan boleh membawa ke kancah
pelanggaran dan maksiat. Sehubungan dengan ini Al-Quranul Karim mengingatkat
orang –orang mu’min supaya memelihara diri dari penglihatan yang tidak memberi
faedah, firman Allah Subahanu Wata,ala:
3. Memelihara Lidah
Seseorang muslim itu mestilah memelihra lidahnya dari menuturkan
kata-kata yng tidak berfaedah, perbualan-perbualan yang buruk dan kotor,
percakapan-percakapan kosong, mengumpat, mengeji dan mengadu domba. Imam Nawawi rahimahumullah mengatakan. “ketahuilah,
seorang mukallaf itu sewajarnya menjaga lidahnya dari sebarang percakapan
kecuali percakapan yang menghasilkan kebaikan. Apabila bercakap dan berdiam
diri adalah sama sahaja hasilnya, maka mengikut
sunnahnya adalah lebih baik berdiam diri kerana percakapan yang diharuskan
mungkin membawa kepada yang haram atau makruh. Kejadian
demikian telah banyak berlaku tetapi kebaikan darinya adalah jarang.”
(Diriwayatkan oleh Baihaqi)
4. Bersifat Pemalu.
Seorang muslim mestilah bersifat pemalu dalam setiap keadaan. Namun demikian sifat tersebut tidak seharusnya menghalangnya
memperkatakan kebenaran. Di antara sifat pemalu seseorang ialah ia tidak masuk campur urusan orang lain, memelihara
pandangan, merendah diri, tidak meninggikan suara ketika bercakap, berasa cukup
seta memadai sekadar yang ada dan sifat-sifat seumpamanya. Diceritakan
dari Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam bahawa baginda adalah seorang yang
sangat pemalu, lebih pemalu dari anak gadis yang berada di balik tabir.
(Al-Furqan 25 :63)
6. Bersifat
Benar dan Jujur.
Seorang muslim itu mestilah bersifat benar dan tidak berdusta. Berkata benar sekalipun kepada diri sendiri kerana takut kepada
Allah dan tidak takut kepada celaan orang. Sifat dusta adalah sifat yang
paling jahat dan hina malahan ia menjadi pintu masuk
kepada tipu daya syaitan. Seorang yang memelihara dirinya dari kebiasaan
berdusta bererti ia memiliki pertahanan dan benteng
yang dapat menghalang dari was-was syaitan dan lontaran-lontarannya.
Berhati-hati dan memelihara diri dari sifat dusta akan
menjadikan jiwa seorang itu mempunyai pertahanan dan benteng yang kukuh
menghadapi hasutan dan tipu daya syaitan. Dengan demikian jiwa seseorang akan sentiasa bersih, mulia dan terhindar dari tipu daya
syaitan. Sebaliknya sifat dusta meruntuhkan jiwa dan membawa
kehinaan kepada peribadi insan. Lantaran itu Islam
mengharamkan sifat dusta dan menganggap sebagai satu penyakit dari
penyakit-penyakit yang dilaknat.
7. Bersifat rendah
diri
Seseorang mislim
mestilah bersifat tawadhu’ atau merendah diri khususnya terhadap
saudara-maranya yang muslim dengan cara tidak
membezakan (dalam memberi layanan) sama ada yang miskin maupun yang kaya. Rasulullh Sallallahu’alaihiwasallam sendiri memohon perlindungan
kepada Allah agar dijauhkan dari sifat-sifat takbur (membangga diri).
Baginda bersabda (antara lain, bermaksud):
(Hadith riwayat
Abu Daud)
9. Bersifat pemurah
Seorang muslim mestilah bersifat pemurah, sanggup berkorban dengan
jiwa dan harta bendanya pada jalan Allah. Di antara cara
yang dapat menyingkap kebakhilan seseorang itu ialah dengan cara memintanya
membelanjakan wang ringgit kerana berapa banyak dari kalangan mereka yang
berkedudukan, berharta dan berpangkat gugur dari jalan ini, lantaran rakus
terhadap mata benda. Di dalam Al-Qur’an Al-Karim sendiri
terdapat berpuluh-puluh ayat yang menjelaskan ciri-ciri keimanan yang dikaitkan
dengan sifat pemurah.
Diantaranya:
10. Qudwah Hasanah (Suri teladan yang baik)
Selain dari sifat-sifat
yang disebutkan di atas, seorang muslim mestilah
menjadikan dirinya contoh ikutan yang baik kepada orang ramai. Segala tingkah
lakunya adalah menjadi gambaran kepada prinsip-prinsip Islam serta adab-adabnya
seperti dalam hal makan minum, cara berpakaian, cara pertuturan, dalam suasana
aman, dalam perjalanan malah dalam seluruh tingkah laku dan diamnya. Membina
diri menajdi suri teladan merupakan peranan besar yang telah dilaksanakan oleh
Rasulullah saw. Firman Allah swt yang bermaksud:
Remaja Masa Kini
Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, bukan masa transisi yang selama ini digaungkan. Karena mereka dicap
tengah mengalami kegamangan, akibatnya, sebagian remaja yang sewaktu
kanak-kanak telah dididik dengan baik oleh orangtuanya merasa perlu mencari
identitas baru, identitas yang berbeda dari yang mereka miliki
sebelumnya. Apa akibatnya ? Ada remaja kita yang terjebak dalam arus coba-coba.
beberapa remaja putri mencoba berbagai dandanan, make up dan aksesoris yang
menyeret mereka pada perilaku konsumtif dan kecenderungan tabarruj, sementara
yang putra mulai membolos sekolah dan merokok. Beberapa mencandu narkoba dan
bergaul terlalu bebas.
Dalam Islam, masa remaja berarti mulainya masa akil baligh. Keadaan fisik, kognitif (pemikiran) dan psikososial (emosi dan kepribadian) remaja berbeda dengan keadaan pada tahap perkembangan lain. Karena sudah baligh, mereka menanggung kewajiban beribadah wajib. Kewajiban menunaikan ibadah wajib ini ditunjang oleh perubahan raga yang makin menguat dan membesar, sekresi hormon baru, dan perubahan taraf berfikir mereka. Namun kematangan organ internal tubuh mereka tidak serta merta membuat mereka lebih matang perasaan dan pemikirannya.
Secara fisik, remaja mampu melaksanakan puasa dan shalat, maupun perjalanan haji, walaupun umumnya mereka belum memiliki kemandirian untuk membayar sendiri zakatnya. Secara kognitif, remaja mampu memaknai makna yang mendalam dari dua kalimat syahadat. Remaja makin mampu menangkap dan memahami konsep-konsep abstrak yang sebelumnya hanya mereka pahami sebagai pengetahuan satu arah. Mereka mampu memaknai ayat dan hadits-hadits yang mereka pelajari sewaktu kecil, dan mampu menangkap fenomena alam sebagai bukti dari keberadaan 4JJ1.
Proses ini bila tidak ditunjang dengan tuntunan dan bimbingan yang tepat, dapat membuat pencarian mereka atas nilai dan tujuan hidup mereka tidak terpenuhi, atau didapat dari sumber lain yang telah terkorosi oleh hawa nafsu manusia dan disesatkan oleh syaithan. Na’udzubillahi min dzalik.
Dalam Islam, masa remaja berarti mulainya masa akil baligh. Keadaan fisik, kognitif (pemikiran) dan psikososial (emosi dan kepribadian) remaja berbeda dengan keadaan pada tahap perkembangan lain. Karena sudah baligh, mereka menanggung kewajiban beribadah wajib. Kewajiban menunaikan ibadah wajib ini ditunjang oleh perubahan raga yang makin menguat dan membesar, sekresi hormon baru, dan perubahan taraf berfikir mereka. Namun kematangan organ internal tubuh mereka tidak serta merta membuat mereka lebih matang perasaan dan pemikirannya.
Secara fisik, remaja mampu melaksanakan puasa dan shalat, maupun perjalanan haji, walaupun umumnya mereka belum memiliki kemandirian untuk membayar sendiri zakatnya. Secara kognitif, remaja mampu memaknai makna yang mendalam dari dua kalimat syahadat. Remaja makin mampu menangkap dan memahami konsep-konsep abstrak yang sebelumnya hanya mereka pahami sebagai pengetahuan satu arah. Mereka mampu memaknai ayat dan hadits-hadits yang mereka pelajari sewaktu kecil, dan mampu menangkap fenomena alam sebagai bukti dari keberadaan 4JJ1.
Proses ini bila tidak ditunjang dengan tuntunan dan bimbingan yang tepat, dapat membuat pencarian mereka atas nilai dan tujuan hidup mereka tidak terpenuhi, atau didapat dari sumber lain yang telah terkorosi oleh hawa nafsu manusia dan disesatkan oleh syaithan. Na’udzubillahi min dzalik.
Bagaimana pementor dapat membantu
remaja yang dibinanya ? Pertama, mereka
harus diingatkan pada fitrah keislamannya. Tingkatkan keimanan mereka, Buat
mereka nyaman berIslam, bersentuhan langsung dengan nilai-nilai kebenaran yang
terkandung dalam Islam dan buat mereka patuh akan kewajiban sebagai seorang
muslim dengan cara-cara yang baik.
Kedua,
bantu remaja untuk mengerti perubahan-perubahan yang dialaminya. Hormon-hormon
baru yang mereka miliki menghasilkan dorongan-dorongan fisik yang harus mereka
kelola. Mentor dapat membantu mereka untuk menumbuhkan kendali diri (self control) yang Islami.
Ajarkan bahwa wudhu dapat menurunkan kemarahan dan meredam emosi, shalat bisa
mencegah mereka dari perbuatan keji, dan puasa dapat mematangkan emosi dan
menumbuhkan kemandirian mereka. Tumbuhkan Izzah (kebanggaan) mereka sebagai
muslim. Dorong mereka untuk menjaga kesehatan, mengapai prestasi, sehingga
mereka mampu menjadi qudwah di lingkungannya.
Ketiga, dekatkan mereka pada Al Qur’an. Buat mereka suka berinteraksi dengan Al Qur’an dan terbiasa. Kedekatan remaja dengan Al Qur’an akan menjaga mereka dari pengaruh buruk.
Keempat, tumbuhkan Muraqabah mereka pada 4JJ1. Ingatkan mereka untuk takut pada 4JJ1 dan pengawasannya yang tak pernah henti, tanamkan rasa malu dan ajarkan tentang akhlak tehadap diri sendiri. Mentor dapat lebih membantu dengan memberikan contoh-contoh perilaku yang terpuji yang bisa mereka ikuti
Membahas tentang remaja tidak ada habis -habisnya. Membina remaja tidak ada henti-hentinya. Kita mengharapkan 4JJ1 dapat melapangkan dada-dada mereka untuk mau menerima hidayah yang datang melalui lisan kita, memudahkan usaha kita, mengeratkan hati kita dan mereka, dan semoga, walaupun mungkin lama, 4JJ1 menggabungkan kita dan mereka dalam barisan pengemban risalahNya. Amiin Yaa Rabbal ‘alamin.
Ketiga, dekatkan mereka pada Al Qur’an. Buat mereka suka berinteraksi dengan Al Qur’an dan terbiasa. Kedekatan remaja dengan Al Qur’an akan menjaga mereka dari pengaruh buruk.
Keempat, tumbuhkan Muraqabah mereka pada 4JJ1. Ingatkan mereka untuk takut pada 4JJ1 dan pengawasannya yang tak pernah henti, tanamkan rasa malu dan ajarkan tentang akhlak tehadap diri sendiri. Mentor dapat lebih membantu dengan memberikan contoh-contoh perilaku yang terpuji yang bisa mereka ikuti
Membahas tentang remaja tidak ada habis -habisnya. Membina remaja tidak ada henti-hentinya. Kita mengharapkan 4JJ1 dapat melapangkan dada-dada mereka untuk mau menerima hidayah yang datang melalui lisan kita, memudahkan usaha kita, mengeratkan hati kita dan mereka, dan semoga, walaupun mungkin lama, 4JJ1 menggabungkan kita dan mereka dalam barisan pengemban risalahNya. Amiin Yaa Rabbal ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar